Mending pakai pelek jari-jari asli ketimbang pasang pelek palang kualitas nggak jelas
pemilik motor usia pakai di atas tiga tahunan kerap mengeluh. Laher roda di teromol pelek jari-jari cepat sekali oblak. Padahal kondisi bearing roda masih dalam kondisi baru.
Dari hasil analisis yang dilakukan mekanik, terdeteski kalau lubang dudukan laher di tengah teromol sudah mulai pada aus. Bahkan saking parahnya, pegangan jari-jari dan pelek itu juga sudah minta segera diganti baru jika ingin kondisi kembali normal.
Gak heran keputusan yang diambil pemilik motor tipe bebek itu lebih memilih ganti pelek palang (racing) non OEM daripada harus pakai pelek jari-jari lagi.
Seperti diketahui, pelek palang non OEM yang kualitas nomor sekian masih sangat diragukan. Apalagi harga pelek itu dilego sekitar Rp 300 ribuan untuk satu set (depan-balakang).
Asumsi pemilik motor, mengganti pelek jari-jari dengan pelek palang non OEM katanya lebih murah, mudah dan proses pasangnya lebih cepat. Sebab komponen yang musti disiapkan hanya membeli pelek palang dan laher roda.
Alasannya sih masuk di akal dari segi ekonomis dan waktu. Kalau dihitung, memang jauh lebih murah dibanding ganti satu set pelek model jari-jari lagi. Karena untuk perbaikan satu roda aja, part yang musti disiapkan konsumen di antaranya teromol, 2 buah laher roda, jari-jari serta pelek besi jika kondisi sudah mulai berkarat
Dari hasil analisis yang dilakukan mekanik, terdeteski kalau lubang dudukan laher di tengah teromol sudah mulai pada aus. Bahkan saking parahnya, pegangan jari-jari dan pelek itu juga sudah minta segera diganti baru jika ingin kondisi kembali normal.
Gak heran keputusan yang diambil pemilik motor tipe bebek itu lebih memilih ganti pelek palang (racing) non OEM daripada harus pakai pelek jari-jari lagi.
Seperti diketahui, pelek palang non OEM yang kualitas nomor sekian masih sangat diragukan. Apalagi harga pelek itu dilego sekitar Rp 300 ribuan untuk satu set (depan-balakang).
Asumsi pemilik motor, mengganti pelek jari-jari dengan pelek palang non OEM katanya lebih murah, mudah dan proses pasangnya lebih cepat. Sebab komponen yang musti disiapkan hanya membeli pelek palang dan laher roda.
Alasannya sih masuk di akal dari segi ekonomis dan waktu. Kalau dihitung, memang jauh lebih murah dibanding ganti satu set pelek model jari-jari lagi. Karena untuk perbaikan satu roda aja, part yang musti disiapkan konsumen di antaranya teromol, 2 buah laher roda, jari-jari serta pelek besi jika kondisi sudah mulai berkarat
Pakai pelek palang cuma tambah laher roda
Maka dana yang mesti disiapkan untuk memperbaiki 1 roda, konsumen wajib megadakan uang kurang lebih Rp 250 ribuan. Total merupakan estimasi harga satu set pelek jari-jari belakang yang selisih harganya lebih mahal sedikit dari depan.
Namun begitu, Sugeng Riadi kepala mekanik resmi Suzuki Pondok Labu, mewanti
kalau harga satu pelek palang masih di bawah Rp 500 ribuan, disarankan memilih kembali pasang pelek jari-jari asli yang sudah teruji kualitasnya. Apalagi kalau konsumen ingin mengejar unsur safety.
“Bahkan kalau kondisi pelek besi masih bagus, konsumen tidak perlu lagi beli komponen ini. Sehingga dana yang masih bisa disimpan sekitar Rp 100 ribuan, untuk harga pelek OEM ukuran 1,60x17 inci buat bebek merek Suzuki di bengkel resmi,” imbuh mekanik yang praktik di Jl. RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Dengan kondisi begitu, part yang mesti disiapkan konsumen di antaranya teromol seharga Rp 120 ribuan untuk ban belakang, 2 buah laher @ Rp 25 ribuan dan jari-jari seharga Rp 19 ribuan. Banderol segitu merupakan HET atau Harga Eceran Tertinggi di pasaran dan belum termasuk ongkos pasang dan setel jari-jari di kisaran Rp 15 ribuan per pelek.
Tapi, kenapa ya Sugeng menyarankan konsumen lebih baik pakai pelek jari-jari asli, dibanding pelek palang non OEM yang harganya di bawah @ Rp 500 ribuan. Menurut mekanik ramah ini, pelek palang non OEM atau imitasi biasanya rawan patah kalau kena benturan keras.
Namun begitu, Sugeng Riadi kepala mekanik resmi Suzuki Pondok Labu, mewanti
kalau harga satu pelek palang masih di bawah Rp 500 ribuan, disarankan memilih kembali pasang pelek jari-jari asli yang sudah teruji kualitasnya. Apalagi kalau konsumen ingin mengejar unsur safety.
“Bahkan kalau kondisi pelek besi masih bagus, konsumen tidak perlu lagi beli komponen ini. Sehingga dana yang masih bisa disimpan sekitar Rp 100 ribuan, untuk harga pelek OEM ukuran 1,60x17 inci buat bebek merek Suzuki di bengkel resmi,” imbuh mekanik yang praktik di Jl. RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Dengan kondisi begitu, part yang mesti disiapkan konsumen di antaranya teromol seharga Rp 120 ribuan untuk ban belakang, 2 buah laher @ Rp 25 ribuan dan jari-jari seharga Rp 19 ribuan. Banderol segitu merupakan HET atau Harga Eceran Tertinggi di pasaran dan belum termasuk ongkos pasang dan setel jari-jari di kisaran Rp 15 ribuan per pelek.
Tapi, kenapa ya Sugeng menyarankan konsumen lebih baik pakai pelek jari-jari asli, dibanding pelek palang non OEM yang harganya di bawah @ Rp 500 ribuan. Menurut mekanik ramah ini, pelek palang non OEM atau imitasi biasanya rawan patah kalau kena benturan keras.
Pelek jari-jari harus lakukan pemasangan dan setel ketegangannya(kiri). Ganti teromol wajib beli jari-jari(kanan).
Sedangkan pelek palang orisinal yang harganya di atas Rp 500 ribuan, kalau kena benturan keras biasanya cuma bengkok. Hal yang sama jika pelek model jari-jari asli kena benturan keras. Paling parah bengkok dan tidak pernah sampai patah berantakan.
“Keunggulan lain dari pelek palang asli, selain maksimal jika pasang ban tubeless. Kalau bengkoknya ringan masih bisa dipres untuk meratakan kembali permukaan bibir dudukan ban,” lanjut pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini.
Hanya saja, bicara soal keawetan laher roda, Sugeng memaparkan kalau umur pakainya sangat tergantung dari kondisi jalan dan tentunya juga cara pakai motor sehari-hari. Juga dianjurkan untuk pakai laher yang asli supaya tidak sering keluar-masuk bengkel lagi. Ingat, laher murah biasanya juga masa pakainya tidak lama.
“Keunggulan lain dari pelek palang asli, selain maksimal jika pasang ban tubeless. Kalau bengkoknya ringan masih bisa dipres untuk meratakan kembali permukaan bibir dudukan ban,” lanjut pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini.
Hanya saja, bicara soal keawetan laher roda, Sugeng memaparkan kalau umur pakainya sangat tergantung dari kondisi jalan dan tentunya juga cara pakai motor sehari-hari. Juga dianjurkan untuk pakai laher yang asli supaya tidak sering keluar-masuk bengkel lagi. Ingat, laher murah biasanya juga masa pakainya tidak lama.
(motorplus-online.com)